Sesi diskusi bersama Ahmad Tohari dan Garin Nugroho hari itu

Lengger, adalah kesenian tradisional asal Banyumas yang dikenal sebagai tari dengan gerakan feminim, dibawakan oleh laki-laki yang berdandan laiknya perempuan. Konon istilah lengger berawal dari celetukan masyarakat yang berbunyi, “Dikira leng, eh jebul jengger” berarti “dikira perempuan ternyata lelaki.”

Lengger sempat menjadi obrolan seiring dengan munculnya kecaman kalangan ormas konservatif terhadap film “Kucumbu Tubuh Indahku” (2019) besutan Garin Nugroho, lantaran dinilai mengandung konten mempromosikan LGBTQ. Tapi festival ini membuka pemahaman saya bahwa lengger tak sekedar urusan ekspresi gender sesuai pola pikir kekinian, tapi jauh mengakar pada sejarah Banyumas.

“Menurutku membicarakan seorang lengger laki-laki apa perempuan itu permukaan sekali, dan enggak penting lagi. Enggak ada lengger lanang atau lengger wadon, lengger aja, cukup,” ujar Otniel Tasman, direktur JLF yang juga seorang koreografer dan penari lengger. Lebih dari 10 tahun ia konsisten mengulik lengger di karya-karyanya.

Sesi diskusi bersama Ahmad Tohari dan Garin Nugroho hari itu membahas soal lengger dalam produk budaya populer kiwari. “Novel Ronggeng Dukuh Paruk itu brilian, sebab membahas seni di luar pusat kebudayaan, lengkap dengan Slot Pulsa lanskap sosio-ekologisnya,” ujar Garin Nugroho. Hadir pula secara daring penari Lengger Rianto yang berbagi soal pengalaman tubuhnya tumbuh sebagai seorang lengger hari ini, di zaman yang semakin menuntut keseragaman pengalaman tubuh.

Lengger muncul di Banyumas sebagai bagian dari ritus masyarakat agraris. Lengger tampil di semua ritual yang berkaitan dengan siklus tanam-panen sebagai perwujudan dari dewi kesuburan alias Dewi Sri. Konon pertama kali muncul di daerah Jatilawang. Dugaan lain menyebut tarian ini berasal dari Mataram, lalu menyebar ke Kalibagor Banyumas tahun 1755. Tren lengger ditarikan oleh perempuan baru tercatat sejak 1918. Sebelumnya lengger lazimnya ditarikan lelaki.

This post was written by
Comments are closed.